Podcast Aksi Nyata Perindo Kulik Fenomena Crazy Rich di Kalangan Anak Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena crazy rich Indonesia belakangan ramai diperbincangkan masyarakat. Hal ini tak lepas dari kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan, dua influencer muda yang dijuluki ‘crazy rich’, namun kini malah tersandung kasus dugaan investasi bodong.
Terkait hal ini, Juru Bicara Partai Perindo Ike Suharjo turut menyoroti dan menguliknya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Minggu (27/3/2022). Dia mengatakan, fenomena crazy rich ini tidak lepas dari pengaruh media sosial dan perilaku flexing alias pamer.
“Anak muda kan menunjukkan eksistensinya lewat media sosial. Misalnya bagaimana kredibilitas mereka, bagaimana status sosial mereka, dan itu kan dilihat dari media sosial,” kata Ike Suharjo dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo.
Tidak hanya untuk menunjukkan eksistensi, media sosial juga dimanfaatkan untuk mencari uang secara instan.
“Cara-cara itu bisa mereka lakukan sebagai strategi marketing untuk menarik followers mereka. Ketika menggunakan gaya hidup mereka, akhirnya para followers akan tertarik dan ingin seperti itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ike berpendapat, seharusnya banyak orang, terutama anak muda, untuk dibekali ilmu literasi keuangan digital. Edukasi ini penting agar masyarakat, terutama anak-anak muda, tidak terjebak dalam penipuan investasi bodong.
“Ini yang harus disikapi. Sudah saatnya pemerintah maupun pemangku kebijakan seperti OJK, harus benar-benar mencermati, bertindak cepat. Sosialisasi, edukasi secara masif tentang literasi keuangan digital kepada generasi muda, ini yang harus benar-benar digalakkan,” kata Ike.
Terkait hal ini, Juru Bicara Partai Perindo Ike Suharjo turut menyoroti dan menguliknya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Minggu (27/3/2022). Dia mengatakan, fenomena crazy rich ini tidak lepas dari pengaruh media sosial dan perilaku flexing alias pamer.
Baca Juga
“Anak muda kan menunjukkan eksistensinya lewat media sosial. Misalnya bagaimana kredibilitas mereka, bagaimana status sosial mereka, dan itu kan dilihat dari media sosial,” kata Ike Suharjo dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo.
Tidak hanya untuk menunjukkan eksistensi, media sosial juga dimanfaatkan untuk mencari uang secara instan.
“Cara-cara itu bisa mereka lakukan sebagai strategi marketing untuk menarik followers mereka. Ketika menggunakan gaya hidup mereka, akhirnya para followers akan tertarik dan ingin seperti itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ike berpendapat, seharusnya banyak orang, terutama anak muda, untuk dibekali ilmu literasi keuangan digital. Edukasi ini penting agar masyarakat, terutama anak-anak muda, tidak terjebak dalam penipuan investasi bodong.
“Ini yang harus disikapi. Sudah saatnya pemerintah maupun pemangku kebijakan seperti OJK, harus benar-benar mencermati, bertindak cepat. Sosialisasi, edukasi secara masif tentang literasi keuangan digital kepada generasi muda, ini yang harus benar-benar digalakkan,” kata Ike.
(tsa)